Halo Vina 5 tahun yang lalu, dan halo untuk siapapun yang baca tulisan ini. Hari ini aku memutuskan untuk menuliskan isi hati- serta kepalaku yang sudah penuh. Selamat tahun baru untuk semua manusia yang merayakan. Semoga tahun ini banyak kabar baik dan damai selalu.
Di tahun 2024 ada beberapa pencapaian yang sangat membanggakan buat aku. Yang pertama adalah resign, atau berhenti bekerja. Setelah menangis, bengong, galau, gak nyaman dengan kehidupan perkantoran, akhirnya aku memutuskan untuk keluar. Walaupun sebenarnya aku tidak ada masalah dengan pekerjaannya. Aku suka menggambar gedung 2D atau 3D, belajar ilmu konstruksi, menguras otak untuk mencari solusi terbaik untuk membuat ruang yang efektif, namun pada akhirnya semua kalah oleh rintihan hati kecil yang sudah lama sekali minta di dengar.
Rencana awalku pergi ke Jerman adalah untuk kuliah desain. Karena satu dan lain hal itu tidak pernah terwujud. Jadi, seperti ada rasa penasaran yang besar untuk mencoba masuk ke dunia seni. Aku ingin belajar nulis, explore fotografi, mencoba menggambar lagi, atau mungkin bikin Film. Karena aku pikir kalau bukan sekarang, pasti akan lebih sulit membuat keputusan besar seperti ini, di kemudian hari saat karirnya lebih tinggi lagi. Aku cukup bangga dengan ilmu yang sudah aku kontribusikan. Aku merasa kuliahku tidak sia-sia. Walaupun tidak banyak yang tahu, namun gedung-gedung di Berlin jadi saksi dari semua deadline yang aku usahakan. Selain itu, aku merasa dunia makin ada-ada saja gebrakkannya. Para pemimpin yang terpilih jarang sekali bijak dalam membuat keputusan. Sehingga lambat laun hidup menjadi lebih sulit, dan mungkin dunia akan segera hancur. Maka dari itu, akan aku coba semua yang ingin aku coba sebelum dunia semakin hancur. Tapi, mari berharap itu tidak terjadi :)
Pencapaian kedua adalah menerbitkan buku puisi. Ini merupakan impian aku sejak kecil, dari saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar, saat ibu guru bilang puisi aku bisa dipajang di mading sekolah. Aku bertemu secara online dengan penerbit indie dari Surabaya. Dari sebuah obrolan kecil, aku memutuskan untuk menerbitkan buku secara mandiri. Ada banyak hal yang aku pertimbangkan, salah satunya karena aku merasa tulisan-tulisan ini dekat sekali denganku. Banyak cerita yang tersimpan di setiap kata, dan kalimat yang tersusun rapih. Aku sematkan pesan tersirat untuk diriku di masa depan, mengawetkan perasaan di masa lalu. Berharap bisa jadi kekuatan atau pelukan hangat, kapanpun aku butuhkan. Oleh karena itu, aku enggan memberikannya ke penerbit besar, yang sudah punya standar, dan ada kemungkinan merubah isi, konsep dari buku tersebut. Buku ini sudah terbit dari November tahun 2024. Antusiasme dari teman-teman dan keluarga sukses bikin aku senyum-senyum dan bersyukur, menyadari ternyata aku dikelilingi orang-orang yang percaya akan kemampuanku. Mereka ikut merayakan pencapainku. Aku tahu bahwa ini terjadi karena kehendak yang maha kuasa, di waktu yang paling baik, saat kesiapan bertemu dengan kesempatan.
Beberapa waktu lalu aku sempat posting di Instagram perihal alasan kenapa aku berhenti kerja sebagai Arsitek. Kagetnya, banyak sekali yang like dan komen hal-hal baik dan memberi semangat. Lalu aku jadi berpikir, apakah benar adanya bahwa kita tidak pernah bebas memilih jalan hidup kita? Bahwa sistem yang tercipta dan dijalankan ini sungguh mengekang? Dan apakah benar bahwa sesungguhnya manusia merindukan kehidupan yang sederhana tanpa heboh berkompetisi, di kelilingi alam, suara burung, dan air mengalir? Tapi kehidupan seperti itu tidak bisa membuat kita kaya harta. Dan dunia ini berjalan jika semua orang sibuk bekerja, dan saling mengambil keuntungan.
Kemungkinan besar ada orang-orang yang akan berpikir "ih sayang banget", atau "gak bersyukur deh dia, orang susah cari kerja dia malah keluar", tapi percayalah aku tidak peduli. Aku sudah cukup tertekan dengan tekanan sosial yang serba menuntut. Walaupun tidak aku pungkiri bahwa ada rasa sedih tidak bisa sering pergi jalan-jalan lagi atau makan di luar lebih dari sekali dalam seminggu. Aku juga tidak pungkiri bahwa harga bahan pokok dan sewa rumah semakin mahal. Mungkin suatu saat aku akan kembali jadi arsitek, aku tidak pernah tahu, karena masa depan masih rahasia. Tapi setidaknya aku sudah berani mencoba dan mendengarkan diri sendiri. Semoga Allah mudahkan proses kita bertemu dengan takdir-takdir yang sudah ditentukan dalam keadaan terbaik.